![$rows[judul]](https://sekitarkita.co/asset/foto_berita/IMG-20250708-WA0011.jpg)
Banyuwangi, Sekitarkita.Co — Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi terus mendorong transformasi pertanian melalui inovasi bertajuk Petani Unggulan Maju, Sejahtera, dan Inovatif (Puma Sejati). Inisiatif ini berfokus pada pengembangan petani dengan pendekatan sistem agribisnis.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi, Ilham Juanda, mengatakan Puma Sejati dihadirkan untuk menciptakan model pertanian yang tidak hanya berorientasi produksi, tetapi juga pasar.
“Petani tidak sekadar menanam, melainkan mengelola komoditas yang sudah jelas pembelinya,” kata Ilham, Selasa (8/7/2025).
Baca Juga :
Para petani Puma Sejati diharapkan menjadi titik tular inovasi di desanya masing-masing. Tak hanya menunjukkan praktik agribisnis modern, mereka juga bersedia membuka diri untuk pelatihan, magang, konsultasi, hingga studi tiru. “Mereka menjadi pusat pembelajaran berbasis praktik nyata,” lanjut Ilham.
Contoh nyata dari petani Puma Sejati adalah Sugiyanto, pengelola greenhouse melon jenis premium yang menyasar pasar modern. Dengan memanfaatkan lahan 10 x 20 meter, Sugiyanto mampu menghasilkan puluhan juta rupiah setiap musim panen.
“Lahan sempit bukan halangan. Yang penting adalah kualitas dan pasar,” ungkapnya.
Berbeda dari Sugiyanto, Heru Rusyanto menjadi pelopor agribisnis tanaman pangan padi. Ia menerapkan teknik tanam modern menggunakan rice transplanter dan benih unggul berproduktivitas tinggi. Bila rata-rata produksi padi petani lokal berkisar 5–6 ton per hektare, Heru mampu menembus angka 8 ton per hektare.
Tujuan besar dari Puma Sejati adalah mencetak lebih banyak petani unggul yang tidak hanya mahir dalam bercocok tanam, tetapi juga piawai dalam mengelola usaha tani secara berkelanjutan.
Dengan tumbuhnya komunitas petani inovatif, Banyuwangi diyakini semakin kokoh sebagai lumbung agribisnis berbasis lokal yang kompetitif di pasar nasional.