Kemnaker Gelontorkan Rp200 Miliar untuk Kembangkan BPVP Banyuwangi

$rows[judul]
Menteri Ketenagakerjaan, Prof. Yassierli didampingi Kepala BPVP Banyuwangi, Arsad (belakang) saat peresmian dua workshop. (Sekitarkita.co)

Banyuwangi, Sekitarkita.co - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Republik Indonesia mengalokasikan investasi sebesar Rp200 miliar untuk pengembangan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Banyuwangi, Jawa Timur. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan dua fasilitas baru, yakni Workshop Kejuruan Pariwisata dan Workshop Kejuruan Las, yang ditargetkan menjadi pusat pencetak tenaga kerja kompetitif di kawasan timur Indonesia.

Menteri Ketenagakerjaan, Prof. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D., menegaskan bahwa pembangunan fasilitas ini bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan wujud keberpihakan negara terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia.

“Investasi Rp200 miliar ini adalah milik rakyat, maka harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat,” kata Yassierli saat meresmikan Inauguration School Operation dan Workshop Kejuruan BPVP Banyuwangi, Senin (11/8/2025).

Baca Juga :

Ia menambahkan, proyek ini merupakan hasil kerja sama Kemnaker dengan Pemerintah Austria melalui Austria International Project GmbH. Kolaborasi internasional ini diharapkan dapat memperluas akses pelatihan vokasi yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.

“Fasilitas sudah baik, tinggal bagaimana kita mengoptimalkan pemanfaatannya agar benar-benar menghasilkan lulusan yang siap kerja,” ujarnya.

Di sisi lain, Kepala BPVP Banyuwangi, Arsad, menjelaskan bahwa Workshop Kejuruan Pariwisata akan fokus pada pengembangan keterampilan di bidang hospitality, manajemen destinasi, serta pelayanan prima. Sementara itu, Workshop Kejuruan Las diarahkan untuk menguasai teknik pengelasan modern yang dibutuhkan sektor konstruksi dan manufaktur.

“Lulusan BPVP tidak hanya berbekal sertifikat, tapi juga kompetensi yang diakui industri. Sejauh ini, tingkat serapan tenaga kerja dari alumni BPVP terbilang tinggi karena pelatihan disesuaikan dengan standar kebutuhan perusahaan,” terang Arsad. (*)